Testimoni Leni Aritonang
Penulis: Leni Aritonang
Nama saya Leni Aritonang, saya berasal dari Tarutung kota Medan Sumatera Utara. Saya lahir pada tahun 1987 dengan tubuh yang sehat dan sempurna, dan saya dapat menyelesaikan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi. Saya tamat kuliah di tahun 2010 dan setelah itu saya sempat bekerja sebagai guru di sekolah dan bimbingan belajar tetapi di tahun 2012 saya mulai merasakan keanehan pada mata saya, pertama kali hal ini saya rasakan ketika saya baru bangun tidur mata saya tidak dapat melihat apa-apa, saya berusaha mmemaksakan untuk melihat sesuatu tetapi tidak bisa dan akhirnya saya pergi ke dokter untuk memeriksakan keadaan mata saya dan setelah diperiksa dokter mendiagnosa kalau mata saya mengalami Uveitis Intermediate atau sering juga disebut dengan radang bola mata dan kata dokter penyakit ini tidak dapat disembuhkan bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.
Mendengar penjelasan dokter saya sangat terkejut dan tidak menyangka akan mengalami penyakit seperti ini, namun saya berpikiran positif bahwa saya masih bisa sembuh. Saya menjalani pengobatan kurang lebih 2 tahun namun pada akhirnya apa yang saya harapkan tidak terwujud, di tahun 2016 kedua mata saya benar -benar tidak dapat melihat lagi dan dokter pun sudah menyerah dan di tahun itulah saya sah berubah status menjadi seorang disabilitas netra total.
Pada awalnya sangat berat menerima keaddaan ini, saya bahkan sempat berpikiran untuk mengakhiri hidup karena saya merasa tidak berguna lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa namun berkat dukungan dari orang tua dan keluarga membuat saya masih bisa bertahan. di tahun 2020 suatu ketika pada saat saya berkunjung ke tempat saudara, saya berkenalan dengan seorang disabilitas netra dan disinilah awal kebangkitan saya, saya sangat termotivasi dengan cerita beliau yang mampu melewati berbagai rintangan dan beliau juga bercerita bawa disabilitas netra juga masih dapat menggunakan handphone ataupun komputer dengan bantuan screen reader atau pembaca layar.
Sejak perkenalan itulah saya mulai bangkit dan mencoba untuk mengenal dunia ketunanetraan, saya mulai mengenal teman-teman netra, saya juga bergabung dalam beberapa grup Whatsapp yang semakin memudahkan saya untuk mendapatkan banyak teman dan juga berbagai informasi dan di akhir tahun 2021 saya mendapat informasi bahwa ada bimbingan belajar komputer yang melakukan sistem belajar daring atau online namanya Bimbingan Belajar Lentera Inklusif Yang saat ini sudah memiliki Legalitas Yayasan yaitu Yayasan Lentera Rumah Inklusif, dan akhirnya di Januari 2022 saya berkenalan dengan pimpinan Yayasan Lentera Rumah Inklusif yaitu Bang Sofyan Sukmana.
Saya sudah mantap untuk belajar di Yayasan Lentera Rumah Inklusif dan kurang lebih 4 bulan saya belajar Ms Office, mengakses internet, menggunakan email dan google, saya mendapatkan banyak ilmu dan juga motivasi dari Bang Sofyan, beliau menjelaskan dengan sangat jelas dan sangat mudah dipahami serta dapat menyelesaikan setiap keluhan dan permasalahan pada laptop saya. bahkan yang lebih keren lagi beliau dapat menggunakan sistem remote supaya lebih cepat menyelesaikan masalah pada laptop yang saya gunakan dengan tujuan agar tidak memperhambat proses belajar mengajar.
Dengan ilmu yang telah saya dapatkan dari Yayasan Lentera Rumah Inklusif saya yakin nantinya saya akan mendapatkan pekerjaan lagi dan saya dapat berkarya untuk melakukan sesuatu yang berguna baik untuk saya sendiri ataupun untuk orang lain. Buat teman-teman yang membaca tulisan ini mari kita terus belajar , jangan berputus asa dengan keterbatasan yang kita miliki tetapi yakin dan percayalah bahwa dibalik keterbatasan pasti ada keistimewaan ataupun kelebihan yang kita miliki dan sudah seharusnya kita kembangkan, dan Yayasan Lentera Rumah Inklusif adalah salah satu wadah yang sangat tepat untuk kita belajar.
Yayasan Lentera Rumah Inklusif memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas netra untuk belajar karena tidak mengharuskan kita untuk datang ke lokasi belajar tetapi kemudahan dengan sistem belajar online membuat kesempatan kepada siapapun di seluruh Indonesia terbuka lebar, oleh karena itu mari belajar komputer di Yayasan Lentera Rumah Inklusif, “Sebuah Cahaya bagi Disabilitas”.